POTRET PERUBAHAN SOSIAL-CULTURAL
MASYARAKAT FLYOVER
LEMPUYANGAN
Dimana demi hasil
yang sebaik-baiknya manusia sendiri secara mental juga disiapkan. Salah satu
langkah politik untuk mempercepat modernisasi ialah nasionalisme dan salah satu
faktornya ialah pengambilan alih kekuasaan oleh militer. Militer merupakan
kekuatan demokratisator yang besar dengan meniadakan tradisi yang menghambat
modernisasi. Selain itu militer juga sebagai dinamisator dan stabilitsator
dalam terbentuknya keseimbangan dan keteraturan sosial pada masyarakat.
Modernisasi yang terjadi di sekitar jembatan layang Lempuyangan melalui
perubahan-perubahan yang direncanakan pada saat orde baru tahun 90an yakni
pembangunan lima
tahun yang ke 5 (PELITA V). misalnya dibangunnya pertokoan, laboratium
paramita, puskesmas danurejan 2, polsek DANUREJAN, dan direvisinya SLTP N 15 Yogyakarta .
Pembangunan kota di sekitar jembatan
layang lempuyangan berjalan relatif
cepat dan signifikan karena adanya pemgambilan alih kekuasaan oleh militer. Dan
selain itu karena:
1. Penduduk asli flyover Lempuyangan banyak yang transmigrasi ke daerah lain. Sehingga pemerintah berinisiatif untuk membeli lahan tersebut guna membangun flyover lempuyangan dan menjadikan daerah tersebut sebagai pusat perekonomian dan pendidikan kota yogyakarta. Sehingga banyak penduduk migran yang pergi ke yogyakarta untuk bekerja dan menutut ilmu. Dan seiring berjalannya waktu penduduk migran mulai memberikan pengaruh terhadap penduduk asli flyover Lempuyangan. Sehingga kultur masyarakat setempat mulai terkikis, yakni memudarnya sikap komunal dan tradisi gotong-royong, yang digantikan oleh sikap materialistik dan individual.
2. Struktur sosialnya berubah, misalnya struktur sosial terjalin antara pedagang, pemerintah dan pengunjung di flyover jembatan layang Lempuyangan. Mereka ini masing-masing mempunyai fungsi yang saling mendukung daerah tersebut menjadi tempat hiburan. Pedagang sebagai penyedia barang dan jasa, pemerintahkota sebagai pengawas sosial (pengendalian/pengaturan sosial), sedangkan pengunjung sebagai penikmat hiburan.
Dan apabila salah satu dari pedagang, pemerintahkota atau pengunjung tidak ada, maka aktivitas yang berlangsung tidak akan berjalan. Misalnya kalau tidak ada pedagang pengunjung akan bosan dengan melihat kereta api tanpa ditemani makanan, sehingga tempat tersebut menjadi sepi. Dan apabila tidak ada pemerintah, tempat tersebut akan tidak teratur dan lingkungannya kotor karena sampah berserakan dimana-mana, sehingga tidak ada pengunjung atau pedagang yang datang untuk melihat kereta api disana. Sedangkan kalau tidak ada pengunjung tempat tersebut akan sepi dan bukan merupakan tempat hiburan.
1. Penduduk asli flyover Lempuyangan banyak yang transmigrasi ke daerah lain. Sehingga pemerintah berinisiatif untuk membeli lahan tersebut guna membangun flyover lempuyangan dan menjadikan daerah tersebut sebagai pusat perekonomian dan pendidikan kota yogyakarta. Sehingga banyak penduduk migran yang pergi ke yogyakarta untuk bekerja dan menutut ilmu. Dan seiring berjalannya waktu penduduk migran mulai memberikan pengaruh terhadap penduduk asli flyover Lempuyangan. Sehingga kultur masyarakat setempat mulai terkikis, yakni memudarnya sikap komunal dan tradisi gotong-royong, yang digantikan oleh sikap materialistik dan individual.
2. Struktur sosialnya berubah, misalnya struktur sosial terjalin antara pedagang, pemerintah dan pengunjung di flyover jembatan layang Lempuyangan. Mereka ini masing-masing mempunyai fungsi yang saling mendukung daerah tersebut menjadi tempat hiburan. Pedagang sebagai penyedia barang dan jasa, pemerintah
Dan apabila salah satu dari pedagang, pemerintah
Seiring
dengan berjalannya waktu, pola-pola masyarakat juga ikut berubah. Misalnya
masyarakat yang berada di flyover jembatan layang Lempuyangan yakni terjalinnya
hubungan patembayan antar para pedagang, tingkat konsumsi masyarakatnya
meningkat karena terdapat banyak pedagang yang bervariasi untuk menjajakan
dagangannya, kebiasaan membuang sampah tidak pada tempatnya, tidak adanya
keteraturan berlalu lintas karena terdapat dua pertigaan dengan lampu lalu
lintasnya tidak berfungsi lagi yang
menyebabkan kemacetan, kecelakaan, dan meningkatkan kriminalitas.
DAFTAR
PUSTAKA
Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Susanto, S. Astrid. 1977. Pengantar
Sosiologi dan Perubahan Sosial. Bandung :
Binacipta.
Wiji, Utomo Yunanto. 2007. Taman Mural di Kolong Jembatan Layang
Lempuyangan. www.YogYes.com